BukBer Ala Penggiat Komunitas



Bulan Ramadan memang unik. Keunikannya berbeda-beda tergantung dari sisi mana kita melihatnya. Seperti para penggiat komunitas salah satunya. Yang menjadi unik dari kegiatan penggiat komunitas setiap tahunnya rasanya akan berbeda. Kalau di dunia komunitas kampus misalnya ketika baru-baru gabung, harus jadi peserta dulu yang kerjanya biasanya daftar, nyetor, makan, poto dan pulang. Di tahun berikutnya mulai jadi panitia junior yang kerjanya biasanya daftar, poto, nyetor, poto, angkat-angkat kursi, poto, makan, poto, cuci piring, poto, pulang dan poto lagi. Di tahun selanjutnya biasanya buat mereka yang setia bakal naik pangkat yang kerjannya daftar, nyetor, terima setoran, kibas kibas duit padahal duit orang, lari-lari ngantar surat undangan, lari-lari cari sponsor, ada yang gak mandi, ada yang lupa diri, ada yang pura-pura gila, ada yang ga sempat poto, ada yang senyum-senyum sendiri, ada yang bawa pulang lauk sisa kan lumayan buat tiga kali sahur, dan ada yang gak pulang (gak pulang dulu maksudnya). Dan tibalah saat menjadi alumni yang kerjanya datang, daftar, ada yang gak nyetor, makan, poto, poto, poto dan pulang.


Beda komunitas juga beda rasanya. Kalau komunitas diatas tadi komunitasnya kampus (Ar-Raniry English Department Students Association), nah yang ini namanya Earth Hour salah satu komunitas pecinta lingkungan yang buka puasanya itu pesan teh dingin tapi gak pake sedotan. Alasannya sederhana karena sampah plastik yang dihasilkan manusia hampir satu ton perhari dan dibawa arus ke laut sehingga mengancam ekosistem laut. Selain itu, sampah plastik juga susah terurai dan terlebih lagi proses penguraiannya dapat menghasilkan mikroplastik yang akan tercampur dalam air bahkan bisa masuk kedalam daging. Selain itu tim kami juga menyuarakan untuk mengindari penggunaan produk plastik sekali pakai dengan cara membiasakan membawa botol minuman sendiri dan menggunakan reuse bag (tas ajaib yang bisa diisi apa aja asal muat dan dipakai selamanya asal masih layak pakai). Jadi, buat anggota komunitas ini harus berani pesan teh dingin tanpa sedotan. kalau tak berani, maka mending pesan teh hangat dan dapat sendok tapi gak boleh bawa pulang.

Pada hari yang lain, ada BukBer dengan kaum literasi namanya Forum Lingkar Pena Wilaya Aceh. Pada acara buka puasa kali ini saya masih menggunakan baju yang sama dengan foto sebelumnya. Alasanya, karena acaranya berdampingan dan agar mudah dikenali oleh pembaca. Pada agenda ini ada siraman motivasinya sebelum berbuka tapi bukan motivasi untuk cepat-cepat menghabiskan bukaannya, melainkan motivasi untuk pantang menyerah dalam menggapai sebuah mimpi, disampaikan oleh kanda Aula ketua FLP cabang Banda Aceh periode sebelumnya dan baru saja lulus beasiswa ke Amerika setelah puluhan kali ditolak.

Nah BukBer yang ini bareng teman-teman Jeumala. Tapi saya sengaja tidak datang agar para pembaca yang budiman penasaran dimana posisi saya duduk, walaupun alasan sebenarnya karena BukBer ini diadakan di Bireun sedangkan saya masih di Banda Aceh dan baju sudah ngantri untuk dicuci. Kan lucu kalau lebaran tapi gak punya baju baru (baru dicuci maksudnya).

Sebenarnya ada beberapa komunitas lagi yang saya ikut berpartisipasi untuk mengabiskan bukaannya tapi tidak saya sebutkan. Anggap saja biar para pembaca penasaran. Udah gitu aja. Biarin kalau endingnya jelek.

No comments:

Post a Comment

Adbox

@nanda_riz.ki